Tanjungpinang, YTKNews.id—Badau, satu kota kecil di Kabupaten Belitung. Namun kota ini, memiliki potensi eksotis yang menarik perhatian sejak dulu. Ketika ditelusuri, sejatinya Badau ini ternyata mempunyai nilai sejarah penting di Belitung. Pasalnya ia menjadi salah satu kerajaan yang kini menjadi cikal bakal kabupaten Belitung.
Di samping itu, Badau memiliki kekhasan yang tidak dimiliki daerah lain di Belitung. Badau terkenal dengan parang atau golok yang melegenda dan buah nanasnya yang tersohor. Dua ikon ini saja dapat dijadikan modal untuk membangun daerah ini.
Kami, warga SD Regina Pacis pun ingin merasakan sendiri pesona ini dengan bertandang ke sejumlah lokasi penting disana. Kunjungan mulai kami laksanakan pada hari Senin, 28 November 2022 hingga Rabu, 30 November 2022, yang melibatkan guru kelas dan para siswa kelas IV-VI.
Kunjungan dimulai dengan menyambangi Museum Badau. Museum yang diresmikan tanggal 20 Desember 1988 oleh Gubernur Sumsel, Letjen TNI Purnawirawan H. Ramli Hasan Basri ini memiliki sejumlah barang peninggalan dari Kerajaan Badau, antara lain : keris, pedang zaman VOC, alat musik gambus, gong dan kelinang, dan berbagai koleksi berharga lainnya.
Kami mendapat banyak informasi dari pak Sofyan selaku kurator museum. Kami juga sempat berfoto dengan keturunan ke-9 dari raja Badau yaitu ki Djohar.
Lalu perjalanan kami lanjutkan menuju kebun nanas di lahan bengkok milik desa Badau. Disini narasumber menjelaskan tentang teknis budidaya nanas Badau. Setelah dirasa cukup, bus kami melaju menuju balai ketahanan pangan, tepatnya di laboratorium kultur jaringan yang berada di desa Aik Rembikang.
Petugas di sini menjelaskan bagaimana pembiakan dengan kultur jaringan kepada anak-anak. Tanaman yang sudah diperbanyak melalui teknik ini, contohnya: nanas, anggrek, jeruk sunkis, dan lainnya.
Media pembiakannya menggunakan agar-agar dengan menambahkan ZPT(zat pengatur tumbuh) secara rutin. Anak-anak pun diberikan kesempatan untuk berlatih bertani dengan menanam bibit dari pembiakan kultur jaringan tadi.
Intinya, kunjungan kali ini benar-benar disambut oleh instansi terkait dengan ramah dan antusias, sehingga membuat anak-anak merasa diterima dan betah untuk belajar lebih banyak. Di akhir kunjungan, mayoritas anak-anak mendambakan dapat melakukan studi tur lagi di waktu dekat. (fadli)
Reporter : Stefanus HEEW