Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi XI DPR, Zulfikar Arse Sadikin, menyoroti sulitnya Indonesia keluar dari middle income trap atau perangkap pendapatan menengah) dengan mencapai pertumbuhan ekonomi minimal 6-7 persen per tahun.
Menurutnya, untuk mengatasi hal itu diperlukan industrialisasi atau suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Sayangnya, lanjut Zulfikar, industrialisasi yang dilakukan saat ini terutama hilirisasi belum menyentuh potensi yang dimiliki Indonesia.
Politisi Partai Golkar ini pun menyebut sekaligus memberi contoh pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat dengan mengelola nikel menjadi baterai kendaraan listrik.
Ia memberikan contoh tersebut karena diketahui Indonesia merupakan negara penghasil nikel nomor satu di dunia berdasarkan laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) pada 2022.
Selain itu, Indonesia telah menyatakan kesiapannya untuk memasuki era kendaraan listrik. Tekad ini diperkuat melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.
Tidak hanya itu, pemerintah telah resmi memberikan subsidi pembelian sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta mulai Senin, 20 Maret 2023. Sementara pemberian subsidi mobil listrik dan bus listrik berlaku mulai 1 April 2023, yakni berupa potongan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 1%.
“Apakah dengan mengelola nikel lalu menjadi baterai bahan mobil listrik itu sebuah jalan untuk menuju pertumbuhan ekonomi,” kata Zulfikar dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri PPN/Kepala Bapennas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/4/2023).
“Bukannya kita punya pertanian, kehutanan, perikanan yang luar biasa. Harusnya industrinya mengarah kesana,” tambahnya.
Sebab itu, politisi Partai Golkar ini mempertanyakan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa solusi apa yang perlu dilakukan agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap.
“Bappenas kementerian strategis, harus makin kuat dan diperkuat,” katanya. (Bie)