Jakarta, JurnalBabel.com – Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, meminta aparat siber Polri dan Kominfo menelusuri pendanaan buzzer politik penyebar hoaks di media sosial. Pasalnya, ia menduga ada aktor intelektual dibalik penyebaran berita bohong yang masif.
“Pemberi dana para buzzer penyebar hoaks belum pernah diungkap. Saya sih harap bisa ditangkap tuh,” ujar Hendri Satrio dalam sebuah diskusi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Hendri yang akrab disapa Hensat ini mendorong pemerintah baik Polri maupun Kemenkominfo untuk mulai fokus kepada aktor intelektual dan pendana para penyebar hoaks ini.
Menurutnya, akun-akun bodong ataupun pelaku penyebar hoaks di media sosial bisa saja hanya menjalankan perintah. Pelaku lapangan penyebaran hoaks dianggapnya hanyalah para martir.
“Jadi, pekerjaan rumah Kemenkominfo dan Siber Polri bukan hanya di akun penyebaran hoaksnya saja atau pembuat hoaksnya, tapi harus sampai pemasok dananya dicari,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, sejatinya ada dua kelompok yang kerap menjadi penyebar hoaks atau berita bohong, khususnya di media sosial.
Pertama, kelompok yang tidak memahami dampaknya dan lebih mengutamakan eksistensi serta spotlight. Kedua, mereka yang memahami dampaknya dan memang dirancang dengan skenario yang ada.
“Nah selain ada aktor perancang skenarionya tadi, yang repot adalah yang tidak tahu dampaknya ini. Jadi mereka lebih ingin viral saja, padahal itu hoaks gitu,” katanya.
Sebab itu,Hensat mengusulkan agar dibentuk lembaga atau dewan khusus pengawas media sosial. Harapannya konten yang tersebar di media sosial bisa lebih terfilter dan memiliki batasan yang jelas.
“Saya usul kita membentuk Dewan Podcast lah ya, atau lembaga yang mengurusi soal medsos ini,” pungkas pakar komunikasi politik ini.
(Bie)