JurnalBabel.com – KPU RI menggelar sosialisasi dan pendidikan pemilih Pemilu 2024 di Aston Hotel Sidoarjo, Minggu (6/8/2023). Sebagai narasumber yakni anggota Komisi II DPR RI Rahmat Muhajirin.
Dalam pemaparannya, Rahmat Muhajirin menekankan fungsi Pemilu sebagai sarana kedaulatan rakyat dan integrasi bangsa. Pemilih sebagai warga negara mempunyai kedaulatan dalam membentuk dan menentukan pemerintah 5 tahun ke depan.
Sebab itu, legislator asal dapil Jawa Timut ini mengajak pemilih untuk turut menentukan pemimpinnya. Ia pun juga memberikan tips bagaimana caranya menjadi Pemilih yang cerdas.
“Pemilih cerdas adalah Pemilih yang terlibat dan mempunyai kesadaran pada saat sebelum pemilu (pre-election), saat pemilu berlangsung (election), dan setelah pemilu dilaksanakan (post-election),” jelas Rahmat Muhajirin.
Menurutnya, pemilih cerdas saat sebelum pemungutan suara dilaksanakan harus memastikan terdaftar sebagai Pemilih.
Ia juga mengetahui kapan pemungutan suara dilaksanakan. Mengetahui siapa saja Pasangan Calon/Calon yang berkontestasi berikut rekam jejaknya. Serta mengetahui tata cara menggunakan hak suara dengan benar.
Sedangkan saat pemungutan suara, datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) tepat waktu. Sudah memiliki pilihan terhadap Pasangan Calon/Calon berdasarkan pertimbangan yang rasional dan logis. Bisa menggunakan hak suaranya dengan benar. Setelah pemungutan suara usai dilaksanakan, Pemilih yang cerdas turut serta mengawasi pelaksanaan penghitungan dan rekapitulasi suara.
Ia juga berpandangan bahwa ekosistem nilai pemilu kian tahun atau momen terus mengalami pergeseran, sehingga sosialisasi pendidikan politik menjadi sangat penting untuk dilakukan kepada masyarakat.
Politisi Partai Gerindra tersebut mengaku sudah melaksanakan sosialisasi pendidikan pemilu beberapa kali di dapilnya, yakni Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.
“Sekarang ini negara kita hampir masuk pada negara maju, cara pandang masyarakat tentang pemimpinnya beda,” kata dia.
Purnawirawan TNI Angkatan Laut itu menambahkan, dengan masuknya Indonesia menjadi anggota dari G20 dan merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia membuat ekosistem pemilu berubah.
“Sosialisasi ini untuk memberikan cara pandang kepada pemilih melalui perwakilan-perwakilan mereka bahwa memilih pemimpin negara itu sangat berbeda dengan memilih pemimpin pada komunitas lain,” ujarnya.
Dikatakan, pemimpin yang dipilih memiliki dua tugas utama yakni, budget publik yaitu bagaimana menata anggaran untuk kepentingan publik dan selanjutnya tugas kebijakan publik yaitu bagaimana menata kebijakan untuk kepentingan publik dan memajukan bangsa dan negara.
“Sehingga pemimpin yang harus kita pilih adalah negarawan, bukan pebisnis maupun pedagang,” pungkasnya.
Untuk diketahui, acara sosialisasi diikuti sebanyak 100 orang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat. Turut hadir dari KPU Jatim, Kesekretariatan Biro Partisipasi Masyarakat KPU RI serta KPU Kabupaten Sidoarjo beserta jajarannya dan Wakil Ketua DPRD Sidoarjo H Kayan. (Bie)
Sumber: radarbangsa.com