Jakarta, JurnalBabel.com – Pendidikan tinggi di Indonesia semakin menunjukkan komitmen untuk membangun budaya belajar yang inklusif dan mendorong resiliensi dalam menghadapi perubahan lingkungan yang cepat.
Pesan itulah yang disampaikan Kepala Lembaga Layanan Perguruan Tinggi Wilayah III (LLDIKTI 3) Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., dalam Kuliah Umum di depan Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Mercu Buana di Kampus Meruya, Jakarta Barat, belum lama ini.
Kuliah Umum ini sekaligus menandai pembukaan perkuliahan mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024. Acara ini selain dihadiri ribuan mahasiswa baru, juga dihadiri oleh Kepala Lembaga Layanan Perguruan Tinggi Wilayah III (LLDIKTI 3) Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., para pengurus Yayasan Menara Bhakti, para Wakil Rektor, Dekan Fakultas dan Kepala Bidang Studi di lingkungan Universitas Mercu Buana.
Ketua Yayasan Menara Bhakti, Rani Pujiastuti, Dipl. FM., didampingi Rektor Universitas Mercu Buana, secara simbolik menyematkan jaket almamater kepada mahasiwa program pasca sarjana.
Dalam paparannya Toni mengingatkan pada era MBKM, dukungan bagi mahasiswa dalam mengembangkan pemecahan masalah yang efektif dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan akan menjadi kunci penting.
Inisiatif terkini yang menonjol dalam perjalanan ini adalah Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan menghadirkan pembelajaran yang lebih inovatif dan inklusif di perguruan tinggi.
“Dengan demikian, pendidikan tinggi akan memainkan peran sentral dalam membangun masa depan bangsa yang cerdas, berkelanjutan, dan inklusif,” ungkap Toni.
Selain integrasi teknologi dan pengembangan kompetensi tambahan, kurikulum berbasis isu-isu global dan pengamatan lapangan menjadi elemen penting dalam membangun resiliensi dan pendidikan berkelanjutan.
“Dengan fokus pada pengembangan keterampilan kreatif, inovatif, dan jiwa kepemimpinan, pendidikan tinggi di Indonesia siap mempersiapkan generasi yang akan membangun masa depan yang lebih baik,” kata Toni.
Kepala LLDIKTI 3 ini menjelaskan bahwa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu langkah penting dalam mewujudkan visi yang mengedepankan pembelajaran yang inovatif dan inklusif. Dalam era MBKM, mahasiswa dan dosen diberi peluang untuk berkolaborasi lebih erat.
Dosen dapat menciptakan lingkungan yang inklusif di kelas, mendorong diskusi dan kolaborasi, serta memberikan umpan balik yang konstruktif kepada mahasiswa. Ini akan mendorong kreativitas dalam pemecahan masalah.
Sementara itu dalam sambutannya Prof. Dr. Andi Adriansyah, M.Eng., mengatakan pentingnya memelihara budaya belajar yang merupakan fondasi utama pengalaman kuliah di Universitas Mercu Buana.
Dosen-dosen dengan komitmen tinggi akan menjadi mentor yang membimbing mahasiswa dalam menghadapi tantangan akademis dan mencapai potensi penuh dalam diri mereka.
“Namun, dalam perjalanan penjelajahan ilmu pengetahuan, resiliensi menjadi kunci penting. Mahasiswa diharapkan dapat merespons perubahan dan tantangan dengan ketahanan dan tekad yang tak tergoyahkan,” pesan Profesor Peneliti Robot Humanoid ini.
Rektor berharap mahasiswa baru dapat bersama-sama membangun lingkungan akademik yang kondusif, di mana semangat penjelajahan dan pencarian ilmu pengetahuan terus hidup, memberikan kontribusi berharga bagi masyarakat.
Selain itu, pendidikan berkelanjutan juga menjadi fokus penting Universitas Mercu Buana, mengingat perubahan cepat dalam teknologi, ekonomi, dan ilmu pengetahuan.
“Pendidikan berkelanjutan adalah investasi berharga untuk masa depan, mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan masa depan dan menjadi agen perubahan positif bagi masyarakat,” kata Andi.
Universitas Mercu Buana yang telah meraih Akreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang adalah salah satu perguruan tinggi yang berprestasi tinggi di Indonesia. Tahun 2023, lembaga pemeringkatan Webometrics menempatkan Universitas Mercu Buana sebagai universitas swasta terbaik nomor lima di tingkat nasional dan nomor dua di Jakarta.
Penulis: Dudi Hartono