Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR, Muhammad Husni, menyatakan Indonesia bisa mengambil keuntungan atau peluang dari perang dagang yang terjadi saat ini antara China dan Amerika Serikat.
Pasalnya, ungkap Husni, kurang lebih 20 ribu industri ekspor di China tidak bisa mengekspor produknya ke negara-negara Eropa maupun Amerika.
Bahkan Husni mendapat informasi bahwa mereka ingin investasi barang setengah jadi di Indonesia yang bisa di ekspor oleh pabrik-pabrik di dalam negeri.
Menurut Husni, hal itu tentunya meningkatkan devisa negara, memberikan kesempatan untuk tenaga kerja dan tidak merusak industri-industri yang ada di dalam negeri.
“Adanya perang dagang antara China dengan Amerika, mestinya peluang-peluang seperti ini bisa kita ambil pak,” kata Husni dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Lebih lanjut Husni merasa miris dengan produk-produk ekspor Indonesia yang sangat sulit diterima pasar dagang dunia. Hal itu ia ketahui berdasarkan kunjungan kerja DPR RI ke negara-negara sahabat.
Menurut Husni, hal itu bisa diatasi apabila pengembangan ekspor yang sedang dilakukan pemerintah bisa teralisasi. Tentunya ini juga akan memberikan devisa dan membantu tenaga kerja yang ada di dalam negeri.
Disatu sisi, politisi Partai Gerindra ini menyoroti dengan mudahnya produk-produk impor masuk ke Indonesia. Sebab itu, ia meminta perizinan dagang produk dalam negeri dipermudah.
“Kita punya pembeli yang begitu besar, upah yang begitu murah, sumber daya yang begitu banyak. Tentunya ini bagian-bagian yang membuat para investor tertarik melakukan investasi perdagangan dan sebagainya di dalam negeri kita,” ujarnya.
Legislator asal dapil Sumatera Utara ini menegaskan, pihaknya tidak anti pada masuknya produk-produk impor ke Indonesia, namun ia meminta kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah terhadap impor jangan sampai menghantam industri dalam negeri, pengangguran meningkat dan devisa negara hilang.
“Salah satu yang harus pak Menteri capai barang-barang kita mudah diterima di negara-negara tujuan. Jangan barang orang begitu gampangnya masuk ke tempat kita tanpa proteksi dan sebagainya,” pungkasnya. (Bie)