Aku hujamkan kata pendiri bangsa yang terpatri. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Dan hari ini aku berdialog dengan
Emil Salim yang mengisahkan.
“Terang bulan, teranglah di kali. Buaya timbul disangka mati, Jangan percaya mulut resmi KPK, berani pecat anak, karena takut mati.”
Anak yang dibunuh di rumahnya sendiri,
Anak yang dilayang pukul mematikan berkali kali.
Ayah dan anak pun kini dalam satu atap dengan segala kontroversi saling mewanti ,balas dendam untuk menghabisi.
Tak lagi satu arah dalam menenangkan jalan amanat konstitusi.
Tak terbayang di rumah itu jika kesabaran tak menyertai derita kalian.
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.
Ini harus dilawan, diakhiri, karena dalam rumah yang tak bisa lagi terasa aman.
Kawan.. usaha juang ini tanpa menyerah, tak kenal lelah, rasa gentar dan takut terlenyap sudah, pekik usaha sana-sini tumpah, yang baru akan selesai bila satu kata tercapai.
KPK berdiri.. KPK mandiri tanpa intervensi. Insan lembaga yang mengutamakan pemberantasan korupsi, di atas segala-galanya dari kepentingan yang BERSEMBUNYI.
Hai kawan..Kalian tidak sendiri.. karena aku, kami berdiri disini mengalir jadi perisai sejati.
Untuk menumpas, mengusir kejahatan yang lupa diri.. Mari melawan bayang kengerian, habis-habisan dengan musuh tirani.
Ayo semangat bersorak gembira, nyanyikan lagu maju tak gentar.
KPK harus tetap bernyawa. Bergerak dan berkibar dengan degup jantung demi keadilan.
Kalian tahu KPK itu untuk siapa? Buka hati dan buka diri. Temukan makna semuanya untuk Indonesia.
Semuanya untuk senyum anak Indonesia.
Semuanya untuk masa depan Indonesia.
Semua untuk menjaga isi rumah Nusantara
Jakarta, 30 Ramadhan 1442 H/12 Mei 2021
Azmi Syahputra
Penulis sastra hukum