Jakarta, JurnalBabel.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan konektivitas Jalan Tol Cipali dan Jalan Tol Cisumdawu selesai pada akhir 2021. Program kerja ini digenjot untuk mendukung akses jalan tol bagi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Menanggapi rencana ini, Anggota Komisi V DPR Ahnad Syaikhu mengatakan bahwa hal tersebut sesuai dengan aspirasi dan harapan selama ini.
“Ya Alhamdulillah, ini betul-betul berita gembira karena sesuai harapan kami,” kata Syaikhu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/9/2020).
Sebelumnya, Syaikhu memang mendesak pemerintah untuk secepat mungkin memberikan akses jalan tol ke BIJB.
Hal ini terkait dengan rencana Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang mengusulkan 8 bandara internasional diubah menjadi bandara domestik, salah satunya Husein Sastranegara, Bandung.
Politisi PKS itu minta Kemenhub menunda kebijakan tersebut karena beberapa alasan. Pertama, penurunan status menjadi bandara domestik dipastikan akan memberi dampak kurang baik bagi pariwisata di Jabar, khususnya Bandung Raya.
“Pasti akan ada penurunan. Sebab selama ini banyak maskapai penerbangan yang mengangkut wisatawan dari Singapura dan Malaysia ke Kota Bandung sebagai destinasi wisata favorit di Jabar,” ungkapnya.
Kedua, belum siapnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Selama aksesibilitas Kertajati ke Bandung Raya belum ada, wisata ke Bandung Raya akan menurun tajam.
Kecuali jika nanti Tol Cisumdawu sudah bisa beroperasi, akan memangkas waktu tempuh Kertajati ke Bandung Raya.
“Bandara Internasional Kertajati belum siap jadi pengganti. Sebab akses ke sana masih belum memadai,” ujarnya.
Data menunjukkan, sebelum BIJB beroperasi, volume penumpang melalui Husein Sastranegara mencapai 300.000 per bulan (Juni). Setelah BIJB beroperasi, volume penumpang menurun tinggal 114.000-an.
Meski demikian, pergerakan wisman yang melalui bandara Husein ternyata rata-rata masih 4.000 per hari. Bahkan, jumlahnya lebih banyak dibanding BIJB Kertajati yang hanya 2.000 orang per hari.
“Jika Bandara Husein hanya menjadi bandara domestik, maka dampaknya tidak hanya ke pariwisata, tapi ekonomi juga,” jelasnya.
Karena itu, rencana pemerintah memberikan akses jalan tol ke BIJB ini seperti angin segar. Secara demikian, BIJB akan mudah diakses dan siap jadi bandara pengganti Husein Sastranegara.
“Ini tentu saja jadi angin segar. Itulah pentingnya koordinasi antar kementerian agar program yang dilaksanakan bisa bermanfaat optimal dan sinergis,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya akan membangun akses jalan tol untuk BIJB Kertajati dari Tol Cipali selama satu tahun ke depan, bersamaan target rampung Jalan Tol Cisumdawu pada akhir 2021.
Dengan konektivitas dua jalan tol tersebut, Basuki optimis pengembangan kawasan Kertajati bisa meningkat lebih cepat.
“Dengan rampungnya Jalan Tol Cisumdawu nanti dan tersambung dengan ruas Tol Akses Bandara Kertajati, maka akan mengurangi waktu tempuh dari Bandung dari tiga jam menjadi satu jam,” ujar Menteri Basuki, Senin 7 September 2020.
Kementerian PUPR pada akhir tahun 2020 hingga awal 2021 sudah menyiapkan pembangunan delapan ruas tol baru yang menghubungkan kawasan-kawasan strategis dan pusat-pusat pertumbuhan di Pulau Jawa dan Bali.
Kedelapan ruas tol tersebut dengan total panjang 374 km dan nilai investasi sebesar Rp 100 triliun adalah:
1) Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo 96,57 km;
2) Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan 60,1 km;
3) Tol Kertajari-Cipali 3,6 km;
4) Tol North-South Link Bandung 14,2 km;
5) Harbour Road Tanjung Priok-Pluit 8,9 km;
6) Tol Jogja-Bawen 75,83 km;
7) Tol Gilimanuk-Mengwi 95,22 km; dan
8) Tol Kediri-Kertosono 20,3 km.
(Bie)