BALI, JURNALBABEL.COM– Sepakbola, sebagai salah satu olahraga paling populer di muka bumi, tentu memiliki kekuatan besar dalam berkontribusi mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Olahraga diakui sebagai alat yang ampuh dalam mengupayakan terciptanya perdamaian; olahraga dapat merepresentasikan persahabatan di antara anak-anak bangsa dari beragam latar belakang berbeda.
Selain itu, olahraga juga dinilai merupakan bahasa universal yang dapat digunakan dalam mempromosikan toleransi, keadilan, perdamaian, serta kesetaraan.
Beberapa nilai intrinsik yang terkandung dalam olahraga sepakbola seperti disiplin, adil, respek kepada lawan, dapat dipahami oleh seluruh dunia dan bisa dimanfaatkan untuk mempererat hubungan sosial dan meningkatkan rasa solidaritas pada sesama.
Setidaknya upaya memperkuat toleransi dan meningkatkan kesetaraan ini dipanggungkan beberapa penggawa Persebaya lewat selebrasi kemenangannya atas Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu malam (18/11/2018).
Duel yang berakhir dengan skor 5-2 untuk kemenangan Persebaya Surabaya itu melahirkan selebrasi unik. Selebrasi unik ini terjadi tepatnya pada gol keempat yang disumbang pemain sayap Osvaldo Haay di menit ke-56.
Saat itu, pemain Persebaya langsung berlutut mengucap rasa syukur atas banyaknya gol dalam kemenangan ini. Namun, mereka merayakan rasa syukur itu dengan cara berdoa masing-masing, sesuai keyakinan yang dianut.
Fandi Eko Utomo dan Misbakus Solikin melakukan sujud syukur. Lalu, Osvaldo Haay dan Ruben Sanadi melipat tangan di dada. Otavio Dutra dan David da Silva menangkat kedua tangan ke atas. Sementara OK John menangkupkan tangan di depan dada.
“Saya pikir teman-teman tadi itu refleks saja. Kami mengucap syukur kepada Tuhan, kami berhasil menang dan mencetak banyak gol. Kami semua merasa sangat senang dengan berkah yang diberikan Tuhan,” kata Osvaldo Haay kepada dilansir Bola.com.
Ini merupakan kali pertama pemain Persebaya melakukan selebrasi yang cukup unik. Biasanya mereka memilih berlari ke arah suporter atau beraksi di depan kamera untuk menunjukkan kebanggaan mencetak gol.
Wakil kapten Persebaya, Misbakus Solikin, senang dengan kemenangan timnya kali ini. Dia merasa selebrasi ini merupakan satu di antara untuk selalu menjaga kekompakan dalam tim.
“Semua pemain di Persebaya saling menghormati agama masing-masing. Itu yang selalu kami usahakan, menjaga kekompakan di dalam dan luar lapangan. Kami tidak pernah membeda-bedakan agama di tim Persebaya,” ucap Mis.