Jakarta, JURNALBABEL – Partai Demokrat meminta Presiden Jokowi untuk membuka semua cerita soal dibalik akuisisi PT Freeport Indonesia (PTFI).
Hal ini disampaikan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief menyusul pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said usai blak-blakan soal Freeport.
“Dijawab saja apa yang dikemukakan Sudirman Said dengan foto, video rekaman, dan dokumen yang ada,” kata Andi kepada wartawan, Jumat (22/2/2019).
“Bukankah setiap pertemuan resmi presiden dengan siapapun ada foto, video, dan rekaman lainnya. Jangan dihabisi orangnya,” lanjut dia.
Sudirman sebelumnya mengumbar cerita miring soal pertemuan Presiden Jokowi dengan Jim Moffet yang dalam cerita masih menjabat Executive Chairman Freeport McMoRan. Ia menyebut pertemuan yang terjadi pada 7 Oktober 2015 itu membahas soal rencana akuisisi saham Freeport Indonesia.
Sudirman mengatakan melihat Jokowi tengah mengadakan pertemuan dengan Moffet di ruang kerja presiden. Di sana Sudirman mengaku diperintahkan Jokowi untuk membuat draf mengenai kesepakatan pembelian saham.
Andi mengatakan setiap agenda presiden pasti terdokumentasi. Ia meminta dokumentasi berupa foto, video, atau notula rapat dipaparkan ke publik jika Jokowi hendak meluruskan cerita Sudirman soal pertemuan itu.
“Presiden itu lembaga. Harus ada dokumentasinya untuk pertanggungjawaban kepada publik. Bentuknya video, foto dan dokumen lain misalnya notulensi saat bertemu resmi dengan siapapun. Apa yang dikemukakan Sudirman Said hanya bisa dibantah dengan itu,” tuturnya.
“Pak Jokowi sendiri tidak membantah pertemuan dengan bos Freeport seperti yang dikemukakan oleh Sudirman Said. Tetapi apa yang dibicarakan dalam forum itu belum ada penjelasan dan dokumentasinya,” imbuh Andi.
Pernyataan Sudirman itu disampaikan di acara bedah buku bertajuk ‘Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan’ di Jalan Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/2). Sudirman mengaku melihat Jokowi tengah mengadakan pertemuan dengan Moffet di ruang kerja sang presiden. Di sana Sudirman mengaku diperintahkan Jokowi untuk membuat draft mengenai kesepakatan pembelian saham.
Sesampainya di sebuah tempat, Moffet menyodorkan draf kesepakatan. Menurut Sudirman, draf itu tidak menguntungkan Indonesia. Kemudian setelah pertemuan dengan Moffet, Sudirman langsung menyampaikan draft tersebut kepada Jokowi. Namun, saat itu Jokowi disebut langsung menyetujui, padahal menurut Sudirman draf tersebut hanya menguntungkan pihak Freeport bukan Indonesia. (Joy)
Editor: Bobby