Jakarta, JURNABABEL – Enam orang pemulia tanaman atau “breeder” menerima penghargaan atas hasil temuannya berupa varietas unggul, pada peringatan Hari Pangan Se-Dunia, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Kamis.
Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo berharap, Pemerintah memberikan dukungan penuh dalam bentuk regulasi dengan mempermudah pemberian sertifikasi benih hasil kreativitas masyarakat serta petani sebagai bentuk kehadiran negara.
“Melindungi kreativitas masyarakat adalah menjadi keawjiban. Bagaimana kalau kreatifitas masyarakat tidak dihargai dan tidak dilindungi tetapi justru malah dituntut ditangkap dan dihukum?,” kata Firman dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/11/2019).
Politikus Golkar ini menilai, hasil kreativitas masyarakat petani tentang pengembangan varitas benih lebih baik daripada benih subsidi dari pemerintah yang disalurkan dari BUMN. Dan menurutnya,inilah bentuk monopoli membuat sektor pertanian tidak maju tetapi semakin mundur mafia benih ada dimana-mana.
“Aturan yang mempersempit dan menghimpit kreativitas masyrakat petani harus kita rubah kalau kita mau maju,” tegas Firman.
Sebelumnya, Enam orang pemulia tanaman atau “breeder” menerima penghargaan atas hasil temuannya berupa varietas unggul, pada peringatan Hari Pangan Se-Dunia, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Kamis.
Keenam pemulia tanaman di bidang pangan dan hortikultura tersebut yakni Yudhistira Nugraha SP MS, dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat menerima penghargaan pada kategori tanaman pangan padi, sebagai pengembang besar varietas Inpari.
Kemudian petani dari Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia Darmin yang berpendidikan hanya sekolah dasar, tapi mampu menginspirasi dengan memberikan dampak sosial, memberdayakan komunitas petani, dan masyarakat pendidikan non-formal menerima penghargaan pada kategori tanaman pangan padi.
Prof Dr Suwarto MS, peneliti, dosen, dan Rektor Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, menerima penghargaan pada kategori tanaman pangan padi dan kedelai. Dia memiliki dedikasi penuh, memberikan perhatian dan energi kepada pemuliaan tanaman saat menjadi Rektor Unsoed.
Sumanah, alumni STM Pertanian Temanggung Jawa Tengah, menerima penghargaan dib idang hortikultura ragam tanaman dan OP. Sumanah yang pernah bekerja di Kampus Ewindo di Purwakarta ini mampu menginspirasi kaum perempuan dengan menciptakan lapangan pekerjaan.
Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Pasuruan Rebin, menerima penghargaan di bidang hortikultura tanaman tahunan mangga.
Kemudian Pemulia tanaman dari PT Ewindo Fatkhu Rohman MS, menerima penghargaan pada bidang hortikultura ragam tanaman dan hibrida. Dia dinilai menginspirasi karena memberikan dampak sosial tinggi, memberikan manfaat kepada petani, komersial, dan adaptasi tinggi.
Penghargaan tersebut diberikan atas kerja sama dari tiga lembaga yakni, Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), serta atas inisiasi dari perusahaan benih sayuran tropis hibrida PT East West Seed Indoneia (EWINDO).
Pada acara pemberian penghargaan tersebut, Rektor IPB, Dr Arif Satria, mengatakan, bahwa peran strategis pemulia tanaman dalam varietas unggul patut diberikan penghargaan.
“Inovasi perbenihan, adalah kunci dari kunci dari pembangunan pertanian berkelanjutan. Benih sebagai komponen terkait, berdampak paling besar untuk keberhasilan,” katanya.
Sementara itu, Ketua PERIPI, Prof Dr Muhammad Syukur mengatakan, benih adalah faktor utama pada aktivitas budi daya dan upaya peningkatan hasil produksi.
“Hasil kreativitas dari pemulia tanaman patut diapresiasi dan diberikan penghargaan,” katanya.
Managing Director EWINDO, Glen Pardede menambahkan, penghargaan ini adalah salah satu bentuk apresiasi tertinggi kepada para pemulia tanaman yang telah mengabdikan hidupnya untuk merakit varietas unggul baru yang berdampak pada kualitas hasil pertanian Indonesia. (Joy)
Editor: Bobby