Jakarta, JurnalBabel.com – Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia), Ray Rangkuti, mengomentari tren elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang cenderung mengalami kenaikan. Hal tersebut terpotret dalam survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang dirilis beberapa waktu lalu.
Ray Rangkuti menilai sosok Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dipersiapkan menjadi the next Jokowi karena dua alasan; pertama, Erick memiliki prestasi dan kinerja bagus di kementerian yang dipimpinnya; Kedua, kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyal Erick digadang-gadang menjadi calon presiden selanjutnya.
Ray melihat Erick sebagai menteri andalan Jokowi terus dipromosikan oleh orang nomor satu di Indonesia itu dalam berbagai kesempatan.
“Saya kira nggak bisa dinafikan bahwa kedekatannya (Erick) dengan Pak Jokowi, apalagi akhir-akhir ini Pak Jokowi juga kelihatan terus menerus mempromosikannya,” ujar Ray Rangkuti, Selasa (5/4/2022).
“Karena sering dibawa Jokowi kedekatannya dan sebagainya itu, tentu di luar itu adalah soal dia (Erick Thohir) sendiri mungkin mampu mengikat masyarakat melalui berbagai kunjungannya ke daerah itu. Di samping tentu memori publik tentang keberhasilan-keberhasilannya,” tambahnya.
Erick Thohir dikenal sebagai pemimpin bertangan dingin, kinerja sebagai Ketua Asian Games 2018, Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, dan menteri BUMN outstanding atau luar biasa. Indikasi sebagai pemimpin yang bisa “deliver” (membawa hasil) seperti Jokowi. Erick Thohir cocok jadi The Next Jokowi.
Dengan capaian Erick saat ini, menurut Ray tidak aneh jika Erick Thohir dalam rilis survei yang dikeluarkan oleh Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia dalam simulasi 7 nama belum lama ini membuat elektabilitas Erick Thohir terus meningkat meskipun masih di bawah 5 persen.
“Jadi kalau dilihat dari keseluruhan 7 nama itu misalnya yang konsisten naik itu Erick Thohir, kalau nama-nama yang lain kan agak stagnan, Prabowo sudah lama stagnan apalagi Anies dalam setahun ini dia stagnan diangka sampai 20%,” bebernya.
Diketahui, Pada top of mind pilihan presiden, elektabilitas Erick Thohir pada Desember 2021 lalu di angka 1,3 persen. Pada Februari 2022, elektabiltas Erick naik menjadi 1,6 persen. Sedangkan pada simulasi 7 nama, elektabilitas Erick pada bulan Desember 2021 sebesar 1,8 persen. Naik menjadi 2,4 pada Februari 2022.
Simulasi 7 nama dalam survei terdapat nama Ganjar Pranowo 27,6%, Prabowo Subianto 27,4%, Anies Baswedan 22%, Agus Harimurti Yudhoyono 6,7%, Erick Thohir 2,4%, Puan Maharani 1,8%, Airlangga Hartarto 0,9%.
“Nah yang menarik meskipun masih kecil di bawah 5 persen ada terus menerus peningkatan elektabilitas Erick Thohir dan sebetulnya yang menarik adalah melihat mereka yang elektabilitasnya terus naik, dibandingkan dengan mereka yang stagnan,” imbuhnya.
Lanjut Ray, dari 7 tokoh nama yang ada tersebut nama Erick Thohir merupakan wajah baru yang terkenal karena ketokohannya bukan karena terdompleng partai politik yang menaunginya.
“Dan oleh karena itulah justru menurut saya kemampuan mereka menaikkan elektabilitas itu tidak akan setinggi yang terjadi pada Erick Thohir sebagai tokoh independepen itu satu,” ulasnya.
Merujuk pada sejumlah pemilu, menurutnya tokoh independen lebih diminati masyarakat jika dibandingkan dengan tokoh yang erat diasosiasikan dengan partai politik.
“Kedua, tokoh independen ini sebenarnya yang lebih laku di pasar pemilu dibandingkan dengan asosiasi terhadap partai politik kalau kita lihat trennya di pilpres di 2014, 2019 kemudian pilkada-pilkada di seluruh Indonesia, tokoh-tokoh yang tidak terasosiasi langsung dengan partai politik alias tokoh independen itu jauh lebih diminati oleh publik ketimbang tokoh yang lahir dari partai politik,” jelasnya.
Lebih lanjut Ray menerangkan dari 7 nama itu, Erick Thohir merupakan tokoh representatif dari luar Jawa yaitu dari Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) meskipun dari garis keturunan Ibu Erick ada darah Jawa Barat. Menurutnya hal itu cukup positif jika dipasangkan dengan calon yang berasal dari Jawa menjadi kolaborasi yang indah.
“Sebagai salah satu tokoh yang mewakili tokoh luar Jawa, kenyataan itu perlu juga dikuatkan gitu tapi itu diujung, misalnya dia berpasangan dengan salah satu diasosiasikan kuat di basis Jawa, mereka kelihatan ada perpaduan antara Jawa dan non Jawa kira-kita gitu,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS mengaku tertarik untuk mencermati rilis survei tentang Erick Thohir yang memberikan efek kejutan karena kehadiran Erick memberikan dampak positif kepada siapapun calon lainnya dalam Pilpres 2024.
“Dari hasil survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia, hasil survei Erick Thohir sangat perlu dicermati. Berdasarkan hasil survei Indikator, dari 7 nama capres yang disurvei Indikator Politik Indonesia Erick menempati urutan ke 5,” kata Fernando EMaS.
“Menariknya, ketika disimulasikan Erick sebagai cawapres berpasangan dengan calon lainnya selalu menempati urutan pertama. Erick selalu memberikan dampak positif apabila dipasangkan dengan calon lainnya. Berarti ada kecenderungan para pendukung capres lainnya dapat menerima Erick,” tambahnya.
Sejak awal munculnya nama Erick Thohir sebagai capres berdasarkan hasil survei, Fernando sudah memperkirakan elektabilitas Erick akan terus meningkat. Hal tersebut diakuinya tidak bisa dipungkiri karena hasil kerja Erick Thohir sebagai Menteri BUMN. Keberaniannya dan kinerjanya dalam membenahi perusahaan BUMN ternyata dapat memuaskan masyarakat.
Selain itu, tambah Fernando, masyarakat Indonesia juga melihat bahwa Erick Thohir merupakan salah satu menteri andalan Presiden Jokowi.
“Kalau Erick Thohir terus menunjukkan keberaniannya dan karyanya sebagai Menteri BUMN membenahi perusahaan BUMN, peluang Erick akan semakin besar memenangkan pilpres 2024. Apalagi kalau Erick kembali membuat gebrakan terhadap perusahaan plat merah yang ada dibawah Kementeriannya dengan melakukan perombakan terhadap perusahaan yang bermasalah,” ungkap Fernando.
Fernando menilai Erick Thohir mampu melaksanakan amanat Presiden Jokowi untuk memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri. Misalnya dengan memaksimalkan Krakatau Steel untuk memproduksi baja sehingga pasar dalam negeri tidak dipenuhi baja impor.
“Erick juga bisa memaksimalkan perusahaan BUMN bekerjasama dengan para pelaku usaha UMKM tentu akan semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat,” papar Fernando
Lanjut Fernando, untuk pilpres 2024, ketokohan Erick Thohir sangat kuat sebagai representasi masyarakat luar Jawa. Erick Thohir sangat berpeluang besar memenangkan pilpres 2024, apalagi Erick sepertinya salah satu tokoh yang diharapkan Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya.
“Erick akan mampu melanjutkan kepemimpinan Jokowi dengan baik dan akan mampu menghasilkan kebijakan yang mampu memuaskan masyarakat Indonesia apabila terpilih pada pilpres 2024,” pungkasnya. (Bie)