JurnalBabel.com – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu, memberi arahan kepada manajer saksi provinsi dan tim saksi nasional PKS dalam acara Konsolidasi Saksi Nasional, bertempat di Kota Tangerang, Banten, Senin (7/8/2023).
Dalam arahannya Syaikhu memberi delapan poin yang harus diemban saksi PKS dalam mengawal suara pada pemilu mendatang.
“Saya ingin berpesan pertama dalam melaksanakan tugas kita kerjakanlah dengan keseriusan, kerja dengan sunguh-sungguh, totalitas kerahkan apa yang kita miliki, yakinlah Allah akan membalas jerih payah kita,” kata Syaikhu.
“Kesungguhan ini menjadi modal utama kita, berat bagi saksi tetap berada di TPS dia harus jaga di TPS sampai berita acara dibuat sampai di PPK, saksi di ppk pun juga demikian karena disana jugaberpotensi adanya kecurangan,” sambungnya.
Kedua, harus pahami aturan main, tahu seluk beluk aturan main resmi yang dikeluarkan penyelenggara pemilu, memahami aturan dan tata cara pencoblosan dan perhitungan.
“Harus dikuasai peraturan yang terkini, termasuk Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis dari KPU/KPUD” terang Syaikhu.
Anggota komisi I DPR RI itu melanjutkan pentingnya kejelian para saksi PKS dalam proses pemungutan suara di TPS dengan konsolidasi yang baik sehingga partai bisa mengetahui hasil oekilu dengan cepat dan akurat.
Ketiga, perlu kejelian dan kecermatan sebagai saksi karena ini sangat menentukan kemenangan, kejelian dan kecermatan Saksi PKS diperlukan untuk mengecek semua kertas suara pemilih, termasuk juga jumlah kertas suara yang tidak digunakan harus dicatat, sebab dari situ sumber kecurangan bisa terjadi.
Keempat, perlu tata kelola yang baik, bagaimana saksi bisa memberikan informasi dengan hasil yang cepat dan akurat kecepatan, karena ini akan menentukan kebijakan apa yang akan diambil oleh DPP.
Kelima, mencermati situasi nyata di TPS dengan melibatkan eleman di masyarakat untuk melihat langsung hasil Pemilu di TPS.
Keenam, saksi PKS wajib memahami prosedur yang harus diikuti untuk mengidentifikasi, melaporkan, dan menangani pelanggaran yang terjadi selama proses pemilu. Hal ini diperlukan keterampilan seperti seorang Wartawan yang mencatat fakta sesuai rumus 5 W + 1 H (Who is doing What, When and Where it happen, Why and How?).
“Siapa melakukan Apa, Kapan dan Dimana, Mengapa hal itu terjadi dan Bagaimana proses/kronologi kejadian,” kata dia.
Ketujuh, tidak arogan tapi tetap waspada dari hal yang tidak diinginkan.
Kedelapan, jangan lupa untuk selalu memohon perlindungan terhadap Allah SWT dari ancaman ancaman dari luar.
“Bukan hal yang tidak mungkin saksi kita mendapatkan ancam dari pihak pihak tertentu,” ucap Syaikhu.
Lebih lanjut, Syaikhu berharap konsolidasi nasional saksi PKS akan menghasilkan saksi yang profesional dalam mengawal suararakyaf pada pemilu 2024 mendatang.
“Dengan adanya konsolidasi nasional ini saya berharap semua bekerja secara profesional saya optimis seluruh keberadaan saksi bisa terkelola dengan baik, dan ono menjadi modal kita meraih kemenangan di Pemilu 2024,” pungkasnya.
(Bie)