Jakarta, JURNALBABEL – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengajak seluruh media nasional untuk menjaga kondusifitas selama tahapan pemilihan umum legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) berlangsung. Sehingga, proses tahapan pemilu yang saat ini masih berlangsung dapat berjalan dengan baik dan tidak memperkeruh suasana politik yang saat ini masih terasa panas.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Direktorat Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ariseno Ridhwan di Jakarta, Selasa (7/5/2019), dalam menanggapi maraknya pemberitaan yang terkesan tendensius dan tak berimbang serta merugikan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 belakangan ini.
“Kami mengajak seluruh teman-teman jurnalis dalam hal ini baik pemilik media, pimpinan redaksi media, maupun jurnalis yang berada di balik dapur redaksi untuk kita bersama-sama menjaga kondusifitas sosial dan politik di masyarakat dari adanya pemberitaan yang tendensius yang menyerang salah satu pasangan calon khususnya paslon capres dan cawapres kami Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno,” tutur Ariseno.
Ariseno yang juga merupakan Kepala Prabowo-Sandi Media Center ini menjelaskan, selama ini keterbukaan informasi publik selalu diberikan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kepada para jurnalis. Namun, dalam beberapa kegiatan ada yang bersifat undangan terbatas untuk para jurnalis lantaran keterbatasan tempat, seperti kegiatan dialog yang dilakukan oleh tim pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 bersama media internasional beberapa waktu ini.
“Jadi pertemuan antara Pak Prabowo dan Pak Sandi serta para pimpinan BPN Prabowo-Sandi bersama media internasional di kediaman Pak Prabowo itu bersifat undangan dan terbatas. Karena tempat yang juga sangat terbatas. Jadi bukan kita melarang dan menghalang-halangi media nasional untuk masuk, tetapi kami tegaskan bahwa itu adalah undangan. Dan kami dari BPN Prabowo-Sandi juga kerap memberikan informasi secara terbuka kepada media nasional,” terang Ariseno.
Oleh karena itu, Ariseno juga mengajak seluruh pekerja media baik yang berada di lapangan sebagai ujung tombak pemberitaan serta pekerja media yang berada di balik dapur redaksi untuk bersama-sama memahami kondisi yang ada di lapangan dengan tidak membuat narasi berita yang bercampur antara fakta dan opini yang bisa merusak pemberian informasi kepada masyarakat.
“Media dalam kondisi seperti ini justru harus membuat suasana menjadi tentram, tidak memperkeruh suasana dengan menambahkan bumbu-bumbu tak sedap dalam pemberitaannya. Karena hal itu dapat memancing kegaduhan yang seharusnya kita semua bisa menjaganya. Masyarakat saat ini sangat mudah terpancing emosinya karena adanya pemberitaan yang menyudutkan, kita harus memahami kondisi itu, Karena itu kita berharap media nasional dapat menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk yang dapat merugikan salah satu pihak,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ariseno menjelaskan, bahwa saat ini rakyat Indonesia sudah cerdas dan mampu membaca mana berita yang penuh tendensius dan mana yang objektif. Karena itu, pemberitaan media yang penuh tendensius malah akhirnya media tersebut bisa ditinggalkan oleh pemirsa dan pembacanya yang berdampak pada rating, kemudian iklan, dan kelangsungan bisnis institusi media itu sendiri.
“Apalagi sekarang sudah masuk bulan Ramadhan bulan penuh berkah, di mana saya yakin baik jurnalis lapangan dan redaksi berlomba-lomba mencari pahala bukan dosa, apalagi menyusup masuk layaknya pencuri. Karena itu lah kita jaga bersama keteduhan politik dan sosial yang saat ini masih terasa panas,” tandasnya. (Joy)
Editor: Bobby