Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago, menilai tindakan rumah sakit (RS) menolak pasien seorang pemuda suku Baduy tidak manusiawi.
Irma mengingatkan, RS tidak boleh hanya memikirkan cari keuntungan semata, tetapi harus juga mengutamakan sisi kemanusiaan.
“Rumah sakit kan bukan hanya cari untung. Nilai kemanusiaannya juga harus dipertimbangkan,” kata Irma Suryani, dikutip, Jumat (7/11/2025).
Sebelumnya, Pemuda Baduy bernama Repan menjadi korban begal di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Minggu (26/10/2025) malam. Saat kejadian, Repan yang sedang berjualan madu mengalami luka bacok di lengan kiri dan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Namun, pihak rumah sakit disebut menolak menangani Repan karena ia tidak memiliki KTP.
Ia menegaskan, RS seharusnya memprioritaskan kondisi darurat tanpa mempersoalkan administrasi.
“Apa lagi jelas ini terkait masyarakat adat yang memang tidak punya KTP apa lagi kartu BPJS,” ujar politisi Partai NasDem itu.
Menurut Irma, penolakan itu mencerminkan kurangnya empati dari pihak rumah sakit.
“Rumah sakitnya saja yang tidak punya empati,” katanya.
Kasus itu sedang diusut Polsek Cempaka Putih. Identitas rumah sakit yang menolak Repan belum diungkap.
Namun dari hasil penyelidikan sementara, Repan berjalan seorang diri saat kejadian. Ia tiba-tiba dihampiri empat orang tak dikenal yang mengendarai dua sepeda motor.
Para pelaku merampas, 10 madu yang dijual, ponsel dan uang tunai Rp 3 juta milik korban. Repan sempat melawan, namun salah satu pelaku membacok lengannya menggunakan celurit. Polisi masih memburu pelaku.
