Jakarta, JurnalBabel.com – Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio, menyatakan bahwa sudah sepantasnya ada garis tegas antara penguasa dan rakyat.
Hal itu disampaikan merespons peluang bergabungnya kubu calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dengan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam kemungkinan putaran kedua Pilpres 2024.
Hensat, sapaan akrabnya Hendri Satrio, juga menilai harus ada garis tegas antara yang memiliki semangat reformasi 98 dengan yang ingin menghancurkan reformasi.
Namun, kata dia, wacana ini harus dipadukan dengan kekuatan rakyat. Terutama, dalam melawan pihak yang ingin terus berkuasa serta ingin menghancurkan reformasi.
“Komunikasi antar rakyat, komunikasi antara 01-03 (Kubu Anies dan Ganjar), komunikasi antar pegiat demokrasi harus dilaksanakan dan implementasinya diwujudkan,” kata Hensat, Jumat (9/1/2024).
Wacana bergabungnya kubu Anies dengan Ganjar kembali berembus pascadebat capres pada 7 Januari 2024. Keduanya kompak melontarkan kritikan terhadap kebijakan pertahanan RI yang dipimpin capres nomor urut 2 sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Anies dan Ganjar juga merespons positif soal wacana kerja sama itu jika Pilpres 2024 berlanjut ke putaran kedua.
Bahkan, Anies secara terbuka menyampaikan ucapan HUT ke-51 PDI Perjuangan (PDIP), sekaligus melontarkan pujian kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang dinilai Anies sebagai sosok yang konsisten berani menjaga demokrasi di Indonesia.
Terkini, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar melontarkan pujian kepada Ganjar ketika mengucapkan narasi perubahan dalam pidatonya dalam peringatan HUT ke-51 PDIP di sekolah partai, Lenteng Agung Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024.
“Itu baru top. Top.” ujar Cak Imin sambil mengacungkan dua jempolnya saat ditanya wartawan usai bertemu peternak ayam petelur di Blitar, Jawa Timur, Kamis, 11 Januari 2024.
(Bie)