Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Wenny Haryanto, kembali menggelar Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) Bersama Mitra tahun 2021 di Aula Kantor Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Sabtu (30/10/2021).
Kegiatan ini bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan diikuti 180 peserta dari kalangan penyuluh KB, kader Posyandu dan PKK, serta pengelola Kampung KB setempat.
Seperti dalam sosialisasi sebelumnya, Wenny Haryanto memaparkan tentang Stunting yang merupakan suatu kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama.
“Anak yang menderita stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya, tapi itu beda dengan kerdil yang disebabkan oleh kelainan genetik. Selain itu, anak juga mengalami keterlambatan dalam berfikir,” kata Wenny Haryanto yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok.
Wenny menambahkan, penyebab umum stunting adalah akibat asupan gizi makanan yang kurang, sejak dalam kandungan, hingga terlihat pada saat anak berusia 2 tahun.
“Kita sebagai orang tua bisa melihat atau mencermati beberapa gejala stunting,” ujar Legislator Fraksi Golkar ini.
Wenny juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menurunkan jumlah angka penderita Stunting.
“Jangan sampai generasi emas bangsa kita hilang akibat Stunting,” tegasnya.
Selain memaparkan gejala-gejala stunting, Wenny Haryanto juga memberikan tips kepada para peserta yang hadir untuk mencegah terjadinya gagal pertumbuhan pada anak.
“Salah satunya adalah ketika ibu sedang hamil, berikan tablet penambah darah, karena ibu-ibu yang sedang hamil sangat memerlukan zat besi untuk bayinya,” paparnya.
Selanjutnya, tambah Wenny, berikan ibu hamil nutrisi yang lengkap, misaknya dengan rutin mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur Empat Sehat Lima Sempurna.
“Lalu ketika bayi sudah lahir, berikanlah imunisasi dasar secara lengkap, agar bayi kita memiliki kekebalan tubuh,” katanya.
Selain itu, sang ibu juga harus memberikan ASI (air susu ibu) Eksklusif untuk bayinya hingga bayinya berusia 6 bulan.
“Jangan dengan susu kaleng, buah-buahan atau makanan padat, cukup berikan ASI saja, bagi Ibu-ibu yang ASI-nya lancar dan bagus,” jelasnya.
Yang terpenting, ungkap Wenny, kita harus membiasakan perilaku hidup sehat dan bersih.
“Karena akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh anak kita, kalau kita sehat maka anak kita pun akan sehat tapi kalau kita berperilaku hidup tidak sehat, maka anak kita akan mudah terkena infeksi penyakit,” tuturnya.
Terakhir, Wenny mengingatkan para ibu-ibu agar terus memantau pertumbuhan anak.
“Jangan malas untuk memantau pertumbuhan anak, tiap bulan bawalah anak ke Posyandu atau Puskesmas untuk ditimbang badannya, diukur tinggi badannya dan diukur lingkar kepalanya,” katanya.
Wenny berharap upaya bersama yang dilakukan ini bisa mencapai target penurunan jumlah anak yang mengalami gangguan pertumbuhan atau stunting di Indonesia.
“Targetnya hingga 2024 nanti harus mencapai 14 persen jumlah penderita stunting, target ini sangatlah berat karena pada tahun 2019 saja targetnya baru mencapai 27 persen,” ujarnya.
Sebab itu, Wenny menghimbau kepada para peserta agar mencermati sosialisasi ini sehingga bisa disosialisasikan lagi kepada masyarakat.
“Kita semua harus bekerja keras dan bahu-membahu demi kesehatan anak-anak kita, agar menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, sehat dan handal,” pungkasnya. (Bie)