JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR, Amin Akram, berharap PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dapat memiliki kontribusi yang riil dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun dalam mewujudkan kedaulatan pangan dalam negeri.
Menurutnya, hal tersebut dapat dimulai dengan meningkatkan kinerja dari sektor-sektor produksi milik PTPN itu sendiri. Salah satunya dengan cara meningkatkan kontribusinya di sektor CPO.
“Kita sangat berharap bagaimana (PTPN) punya kontribusi peningkatan produksi di sektor CPO yang sekarang kontribusinya baru tujuh persen atau malah masih enam persen. Ke depan harus meningkat tajam ini bisnis sawit, karena pasarnya memang besar baik untuk konsumsi rumah tangga, industri, maupun mendukung green energy, ini sangat besar pasarnya,” ujar Amin usai pertemuan dengan PTPN dalam rangka Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/2/2023).
Selain di sektor CPO, Amin juga menyoroti peningkatan produksi gula nasional. Ia menjelaskan konsumsi gula nasional bisa mencapai tujuh ton per tahun, sementara produksi gula nasional masih berada di angka 2,35 ton per tahun. Sedangkan, sisanya Indonesia masih mengimpor dari negara lain.
“Coba setahun hampir lima juta lho ton impor gula, dan itu yang impor juga swasta semua. Itu krisis yang sangat besar bagi BUMN kita dan bisa meningkatkan devisa buat negara kita. Kita tidak usah berpikir ekspor, pasarnya ada di dalam negeri berbentuk sektor rumah tangga maupun industri ya, tujuh juta ton dan sekarang produksinya baru dua juta ton,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.
Untuk itu, Amin meminta agar PTPN Holding dapat meningkatkan potensi yang ada sehingga nantinya kebutuhan gula nasional diharapkan dapat terpenuhi.
“Tentu ini dengan hadirnya PT SGN yang merupakan holding dari PTPN ini kita sangat mendorong agar benar-benar mereka bekerja keras mendayagunakan potensi yang ada, potensi lahan, potensi SDM kita, potensi lahan kita, juga pendanaannya harus bersinergi sehingga produksi gula nasional kita meningkat secara signifikan khususnya yang disumbangkan oleh BUMN gula dalam hal ini,” imbuhnya.
Sektor lain yang menjadi perhatian Amin adalah persoalan kedelai. Ia mendorong PTPN untuk dapat memaksimalkan lahan-lahan yang ada untuk menanam kedelai. Pasalnya, hingga kini, sebanyak kurang lebih 90 persen kebutuhan kedelai dalam negeri masih impor. Hal ini berarti hanya sebanyak 10 persen kebutuhan kedelai dapat dipenuhi dari dalam negeri.
“Saya punya tetangga petani-petani juga di desa dulu begitu mudah tanam kedelai itu, kenapa ini tidak digalakkan sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri ? minimal mengurangi impor, karena kita sangat khawatir sekarang khususnya untuk tempe. Tempe yang sering kita konsumsi itu sudah dicampur bahan-bahan lain, bukan kedelai murni,” urainya
Untuk itu, Amin berharap PTPN dapat terus berperan dan berkontribusi dengan baik guna mewujudkan kedaulatan pangan yang selama ini dicita-citakan Indonesia.
“Dari paparan Dirut holding PTPN Pak Abdul Ghani ini sangat bagus untuk proyeksi ke depan, jangka pendek maupun jangka menengahnya itu sangat bagus. Tentu kita berharap PTPN punya kontribusi yang real dalam pertumbuhan ekonomi maupun dalam mewujudkan terciptanya bukan sekadar ketahanan tapi lebih kemandirian pangan, kalau perlu kedaulatan pangan,” harapnya. (Bie)
Sumber: dpr.go.id