Jakarta, JurnalBabel.com – Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensat) menilai, kabinet gemuk Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan membebani APBN. Pasalnya, kabinet tersebut akan terdiri dari 104 hingga 106 menteri dan wakil menteri serta beberapa kementerian dipecah.
“Pak Prabowo mengatakan bahwa jangan kemudian mengambil uang dari APBN, tapi kabinet gemuk ini sudah jelas membebani negara,” kata Hensat dalam keterangannya, Kamis (17/10/2024).
Keuangan negara akan terbebani terutama dalam belanja pegawai, infrastruktur serta gedung. Selain itu, kabinet Prabowo menjadi gemuk karena harus memenuhi keinginan orang-orang yang telah berjasa ikut membantu memenangkannya di Pilpres 2024.
Sehingga, kata Hensat, Prabowo harus merubah nomenklatur kementerian dan akhirnya membentuk kabinet yang berpotensi akan membebani negara.
“Itu sebuah fenomena yang harus kita terima, jadi ini mungkin adalah kemenangan elektoral pertama yang kemudian berpotensi membebani APBN,” ujarnya.
Di sisi lain, pendiri lembaga survei KedaiKopi ini tak memungkiri bahwa kabinet yang akan menjalankan pemerintahan nantinya tak berbeda jauh dengan kabinet Presiden Joko Widodo Jokowi (Jokowi).
Hal itu ditunjukkan dari 17 menteri era Jokowi yang dipanggil oleh Prabowo untuk mengisi kembali kursi di kabinet.
Hal ini juga memperlihatkan bahwa Jokowi mewariskan banyaknya utang dan program-programnya kepada Prabowo.
“Menurut saya Pak Prabowo mungkin kalau dengan komposisi kabinet seperti yang kemarin kita lihat, maka akan meneruskan cara-cara rezim utangnya Pak Jokowi itu untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan, program-program atau proyek-proyeknya,” ucapnya.
“Sehingga kalau saya lihat ini ada kecenderungan Pak Prabowo yang penting dia dilantik dulu, nanti kalau kemudian sudah dilantik, dia sudah merasa nyaman baru lah ada gerakan-gerakan politik untuk menjadikan dirinya memang leaders yang memang diharapkan oleh rakyat Indonesia,” sambungnya.
Meski begitu, Hensat yang juga dosen Universitas Paramadina ini tetap optimistis dan memberikan kesempatan kepada Prabowo untuk menjalankan pemerintah serta kabinetnya.
“Saya katakan ya memang kita harus memberikan kesempatan kepada Pak Prabowo untuk mengandalkan pemerintahannya dan memberikan kesempatan kepada Pak Prabowo memimpin kabinet,” pungkasnya.