Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, menyampaikan perlu diketahui oleh masyarakat bahwa program makan bergizi gratis (MBG) bukan makan kenyang.
Menurutnya, program dengan anggaran awal Rp71 Triliun yang diperuntuhkan untuk anak-anak dan kelompok rentan ini merupakan makanan yang bisa mengembangkan otak anak bangsa.
“Jadi bukan kenyang seperti biasanya kita makan, nasinya banyak lauknya sedikit, bukan seperti itu. Makan Bergizi Gratis itu adalah makan cukup punya nilai gizi yang bisa menambah kesehatan anak dan mengembangkan otaknya,” jelas Irma Suryani dalam video di akun instagramnya, Ahad (12/1/2025).
Irma juga menyampaikan program andalan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini juga bukan program sementara, tetapi program berkelanjutan untuk lima tahun kedepan.
“Untuk itu, supportingnya harus betul-betul dijalankan sebagaimana perintah undang-undangnya, regulasinya,” katanya.
Lebih lanjut Irma mengatakan, pihaknya di Komisi IX DPR tentunya bertanggungjawab terkait anggaran, regulasi dan pengawasan terhadap program MBG yang resmi bergulir pada 6 Januari lalu secara bertahap.
Ia menekankan, dari hal tersebut sisi pengawasan menjadi sensitif dilakukan. Pasalnya, banyak keluhan di masyarakat. Mulai dari penipuan dari vendor-vendor sampai makanan tidak bervariasi.
Ia pun mengaku sudah menyampaikan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) bahwa makan sehat itu tidak harus seperti makanan rumah sakit yang tidak ada rasa, tetapi harus tetap ada rasa. Sebab, kata Irma, anak-anak lebih tertarik makan bila makanannya ada rasa dan enak.
“Jadi sekali lagi ingin saya sampaikan kepada Badan Gizi Nasional terkait dengan kualitas makanan betul-betul harus dijaga, distribusinya juga harus dijaga. Jangan sampai ada makanan basi sebagaimana yang terjadi di NTT. Itu harus jadi evaluasi Badan Gizi Nasional,” ungkap Irma.
Oleh karena itu, legislator asal dapil Sumatera Selatan ini mengajak semua pihak mendukung program MBG. Pasalnya, kata dia, ada dua efek besar. Pertama, ketersediaan lapangan pekerjaan yang cukup di dapur umumnya. Kedua, menumbuhkan perekonomian di daerah karena semua bahannya berasal dari pedagang-pedagang di daerah.
“Untuk itu perlu ada banyak pihak yang harus sama-sama mendukung program ini. Tidak hanya dengan melakukan supporting tetapi juga melakukan pengawasan,” kata Irma.
(Bie)