Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IV DPR, Bambang Purwanto, menagih tanggung jawab Kementerian Kehutanan (Kemenhut) pimpinan Raja Juli Antoni soal ribuan kayu gelondongan yang terbawa banjir dan longsor di Sumatra.
Ia menyebut, ribuan kayu gelondongan yang terbawa saat banjir bandang di Sumatra pasti disebabkan lantaran adanya pembukaan kawasan hutan.
Demikian disampaikannya menanggapi video ribuan kayu gelondongan yang terbawa banjir dan longsor di Sumatra. Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Sumatra Utara Masinton Pasaribu memastikan bahwa kayu-kayu tersebut berasal dari pembalakan dan praktik ilegal lainnya alias illegal logging.
“Ketika berhubungan dengan kawasan hutan, tentu tidak terlepas dari Kemenhut yang bertanggung jawab. Kawasan hutan dengan sampah kayu banyak hanyut, tentu ada pembukaan hutan. Apakah di hulunya perlu dipertanyakan kepada Menhut sebagai penanggung jawab kawasan hutan,” kata Bambang Purwanto kepada wartawan, Senin (1/12/2025).
Bambang mempertanyakan peran pengawasan dari Kemenhut bilamana memang ada kegiatan di kawasan hutan. Ia pun mendorong adanya penindakan dari Gakum bilamana kegiatan di kawasan hutan tersebut tidak memiliki izin.
“Bila ada kegiatan di kawasan hutan baik ada izin harus diawasi ketat apalagi tidak ada ijinnya harus ditindak oleh Gakum Kemenhut harus bertanggung jawab. Pengawasan hutan bukannya susah mengingat teknologi sudah maju cukup melalui satelit sudah bisa melihat kawasan hutan dari Jakarta jadi tak ada alasan tidak ada biaya pengawasan,” jelasnya.
Lebih lanjut Bambang menilai, banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Sumatra buntut adanya perubahan kawasan hutan menjadi perkebunan hingga pertambangan.
Ia menyebut, tidak adanya tata kelola yang benar dan pengawasan ketat selama ini menjadi salah satu penyebab banjir bandang dan longsor di Sumatra.
“Musibah banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi berkali – kali akibat perubahan kawasan hutan menjadi perkebunan, tambang, penerbangan kayu tanpa tata kelola lingkungan benar dan pengawasan yang ketat. Bukan menyalahkan alam karena curah hujan yang tinggi,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Bambang menegaskan, perubahan kawasan hutan yang berskala besar tanpa memperhatikan norma lingkungan dan pengawasan tentu akan menyebabkan banjir. Pasalnya, kata dia, air hujan yang semula bisa terserap ketanah sewaktu masih hutan dan ketika hutan dibuka pasti air hujan meluncur ke bawah lereng.
“Yang membawa meterial top soil bahkan bercampur kayu-kayu yang telah ditebang mempecepat tergerusnya tanah yang dilewati hingga lembah rata-rata banyak permukiman masyarakat akibatnya menimbulkan bencana mematikan,” kata politikus Partai Demokrat ini.
Sebelumnya, Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Masinton Pasaribu buka suara soal ribuan kayu gelondongan yang terbawa banjir di Sumatra.
Masinton memastikan bahwa kayu-kayu tersebut berasal dari pembalakan dan praktik ilegal lainnya alias illegal logging, mengingat sebelumnya telah terungkap sejumlah kasus peredaran kayu ilegal di wilayah terdampak.
Penegasan tersebut disampaikan Masinton melalui sambungan telepon dengan rekan sejawatnya di Partai PDI Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka.
“Saya pastikan illegal (logging),” kata Masiton dilansir dari akun Tiktok @riekediahp_official, dikutip Minggu,(30/11/2025).
