Jakarta, JurnalBabel.com – Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio, menilai Capres Nomor Urut 01 Anies Baswedan tidak menyerang personal atau pribadi Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto terkait soal kepemilikan lahan 340 ribu hektare dalam debat ketiga Pilpres 2024 kemarin malam.
Menurutnya, apa yang disinggung Anies kepada Prabowo itu pada debat Pilpres 2024 tersebut, hanya mengulangi apa yang disampaikan Jokowi pada debat Pilpres 2019 lalu.
Saat itu, Jokowi yang bersaing dengan Prabowo menyatakan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu menguasai 340 ribu hektare lahan yang terdiri dari 220 ribu hektare lahan di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare lahan di Aceh.
Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla, membenarkan pernyataan Jokowi. Pria yang akrab disapa JK itu menyatakan bahwa dirinya yang menyetujui pembelian 220 ribu hektare lahan oleh Prabowo saat dirinya menjadi wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004. Akan tetapi, JK menyatakan pembelian lahan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
“Karena menurut saya kemarin tidak ada serangan ke pribadi ya. Kalau tentang tanah, menurut saya mengulangi apa yang disampaikan Jokowi di Pilpres sebelumnya,” kata pria yang biasa disapa Hensat ini saat dihubungi, Senin (8/1/2024).
Sebelumnya, Anies Baswedan memang menyinggung soal kepemilikan lahan 320 ribu hektare oleh Prabowo dalam pembukaan debat capres kemarin. Dia menyatakan hal itu kontras dengan kondisi banyaknya prajurit TNI yang tak memiliki rumah.
Anies kemudian meralat jumlah lahan yang dimiliki Prabowo menjadi 340 ribu hektare. Prabowo pun menyatakan data yang dimiliki Anies itu salah.
Ubah Format Debat
Presiden Jokowi pun berkomentar soal jalannya debat calon presiden semalam, Minggu (7/1/2024). Menurut Jokowi, jalannya debat semalam lebih terlihat seperti adu serang personal dengan minimnya substansi dari visi masing-masing kandidat.
“Memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak keliatan yang keliatan justru saling menyerang yang sebetulnya tidak apa-apa asal kebijakan. Asal policy, asal visi tidak apa-apa,” kata Jokowi kepada awak media, Senin (8/1/2024).
Jokowi mencatat, debat capres semalam sudah menyerang personal dan pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks tema debat yakni pertahanan, keamanan, geo politik, hubungan internasional, globalisasi, dan politik luar negeri.
“Jadi saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton,” jelas Jokowi.
Jokowi berharap, agar tidak terjadi situasi yang sama seperti debat semalam, maka disarankan penyelenggara debat yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mengevaluasi formatnya.
“Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu sehingga hidup, saling menyerang tidak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif personal,” minta presiden.
“Saya kira tidak baik (saling menyerang) dan tidak mengedukasi,” Jokowi menandasi.
Hensat pun tidak mempermasalahkan Presiden Jokowi menyarankan atau memberikan masukan kepada KPU agar mengubah format debat Pilpres 2024 agar tidak menyerang personal.
Namun, founder lembaga survei KedaiKopi ini meminta jangan sampai Presiden Jokowi memberikan instruksi kepada KPU agar mengubah format debat Pilpres 2024. Pasalnya, kata Hensat, apabila itu terjadi maka Jokowi melangkahi wewenang KPU.
“Kalau kasih masukan sih boleh-boleh saja, ini nanti terserah KPU kan, mamastikan atau tidak,” ujar Hensat.
(Bie)