Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Anas Thahir, meminta pemerintah tidak boleh membiarkan kasus kebocoran 297 juta data yang diduga milik BPJS Kesehatan bergulir semakin liar.
“Harus segera ada klarifikasi dan penjelasan kepada masyarakat agar tidak muncul kekhawatiran yang bisa menciptakan kegaduhan sosial yang tidak perlu,” kata Anas Thahir dikutip dari beritamoneter.com, Minggu (30/5/2021).
Menurutnya, perlu dilakukan investigasi mendalam terkait dugaan kebocoran data ini.
“Pun begitu, untuk tujuan apa itu terjadi, kepada siapa data itu dibocorkan, dan apa dampak yang bakal terjadi bagi masyarakat. Semua ini harus segera terjawab,” ujarnya.
Lebih lanjut politisi PPP ini mengatakan jika ditemukan adanya proses transfer data yang melanggar ketentuan hukum dan perundang-undangan, maka harus segera diproses secara cepat, adil dan transparan.
“Dan pelakunya harus ditindak tegas sesuai tingkat kesalahannya agar hal-hal sepeti ini jangan sampai terulang,” tegasnya.
Lebih jauh Anas meminta dugaan kasus kebocoran data ini harus diungkap. Apalagi jika transfer datanya melalui proses transaksi jual-beli. “Maka publik berhak khawatir bahwa data itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang menyimpang,” terangnya.
Dalam hal tertentu, tambah legislator asal Jawa Timur ini, data penduduk bisa diolah menjadi target penipuan, sosialisasi politik dan sasaran iklan.
“Bahkan bisa dijadikan korban telemarketing dan phising scamming. Ini sangat berbahaya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menduga hasil investigasi terbaru yang dilakukan terhadap dugaan kebocoran data penduduk diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan.
Jumlah data sampel yang ditemukan tidak berjumlah 1 juta seperti klaim penjual, tetapi sebanyak 100.002 data.
“Kominfo menemukan bahwa sampel data diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan. Hal tersebut didasarkan pada data Noka (Nomor Kartu), Kode Kantor, Data Keluarga/Data Tanggungan, dan status pembayaran yang identik dengan data BPJS Kesehatan,” kata Dedy.
(Bie)