Jakarta, JURNALBABEL – Ketua Masjid Agung Semarang Hanief Ismail mengeluarkan larangan lepas Capres no urut 02 Prabowo Subianto agar tidak melaksanakan salat Jumat di masjid Agung Semarang atau Kauman, Jumat (15/2/2019).
Menanggapi adanya larangan itu, Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan tak ada larangan bagi siapa pun untuk melaksanakan salat Jumat di masjid.
“Enggak ada larangan seperti itu. Orang muslim bebas salat di mana saja,” ujar Direktur Jenderal Bina Masyarakat (Binmas) Islam Kemenag Muhammadiyah Amin di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Namun Amin mengingatkan pelaksanaan salat Jumat itu tak boleh menjadi ajang politisasi. Menurutnya, ketentuan tentang pelaksanaan salat Jumat dan ceramah di masjid telah diatur melalui Seruan Menteri Agama Tentang Ceramah di Rumah Ibadah tahun 2017.
Amin menjelaskan bahwa materi dalam salat Jumat tak boleh bermuatan kampanye politik praktis atau promosi bisnis. Seruan itu juga menjelaskan bahwa pelaksanaan salat Jumat harus tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku terkait penyiaran keagamaan dan penggunaan rumah ibadah.
“Ya kalau kekhawatiran politisasi sebenarnya sudah ada surat edaran menterinya. Intinya salat Jumat tidak boleh dilarang di mana pun, kecuali jika digunakan untuk politik praktis,” ujarnya.
Lakukan Pengusutan
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan pengusutan dugaan politisasi soal larangan salat bagi Prabowo di Masjid Agung Semarang.
“Sudah ditindaklanjuti oleh teman-teman (Bawaslu) daerah,” kata Abhan di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Lebih lanjut Abhan enggan menjelaskan lebih rinci terkait penanganan dugaan tersebut. Ia mengaku belum menerima laporan detail dari Bawaslu Semarang dan Bawaslu Jawa Tengah.
Namun dia memastikan proses klarifikasi telah dijalankan sebelum menentukan ada tidaknya dugaan pelanggaran pemilu.
“Kan harus proses, dikaji, diklarifikasi. Nah ini kan masih diklarifikasi sama teman-teman di daerah,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Masjid Kauman, KH Hanief Ismail menyampaikan keberatan Prabowo salat Jumat di masjid Agung Semarang pada Jumat (15/2/2019 esok.
Hanief menduga kegiatan itu sarat nuansa politis karena ada mobilisasi massa.
Dugaan yang disampaikan Hanief itu muncul setelah ribuan pamflet telah disebar di kampus-kampus dan masjid-masjid di Semarang. Pamflet dan narasi undangan untuk ikut salat Jumat bersama Prabowo itu juga telah viral di media sosial sejak Rabu (13/2/2019).
Kami para nadlir atau takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan rencana Jumatan Prabowo. Tolong sampaikan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) agar mengambil tindakan yang perlu sesuai aturan hukum,” kata Hanief, dalam keterangan tertulis, Rabu (13/2/2019). (Joy)
Editor: Bobby