Jakarta, JurnalBabel.com – Komisi II DPR menyoroti ratusan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang mengundurkan diri setelah lolos seleksi tahun 2021.
Anggota Komisi II DPR, Anwar Hafid, mengatakan orang-orang yang mengundurkan diri setelah lulus seleksi CPNS merupakan orang yang main-main.
“Soal anak-anak kita yang mundur setelah mereka lulus dalam CPNS itu, saya kira memang itu biasa dan tidak mempengaruhi karena terlalu banyak yang mau menjadi ASN. Mungkin anak-anak yang mundur ini orang yang cuma main-main, orang yang tidak serius ujian dan ternyata lulus,” kata Anwar Hafid dalam Rapat Kerja Komisi II DPR dengan MenPAN-RB, Kepala LAN, Ombudsman, BKN, KASN, dan ANRI, Senin (6/6/2022).
Untuk itu, politisi Partai Demokrat ini menyarankan agar ketika menyeleksi CPNS diperkuat terlebih dahulu sosialisasi mengenai apa itu ASN hingga menjadi ASN.
“Jadi anggaran yang banyak ini sebenarnya soal sosialisasi banyak tidak ada di Kementerian, ini regulasinya kurang sosialisasi. Ke depan menerima ASN ini jangan langsung bersifat pengkader-kaderan,” jelas mantan Bupati Morowali ini.
Sebelumnya, Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat, sebanyak 105 CPNS memutuskan untuk mengundurkan diri usai dinyatakan lulus tes seleksi penerimaan tahun 2021. Kementerian Perhubungan jadi instansi dengan jumlah CPNS terbanyak yang mengundurkan diri, yakni 11 orang.
Namun demikian, terbaru, BKN menyampaikan sebanyak 5 dari 105 CPNS yang mengundurkan diri digantikan oleh peserta seleksi CPNS 2021 yang berada di urutan setelahnya. Oleh karenanya, jumlah kursi CPNS yang kosong karena ditinggalkan kini berkurang menjadi 100.
Selain itu, BKN juga mencatat ada 442 PPPK yang mengundurkan diri. Dalam data BKN, Rabu (1/6/2022), tercatat 104 orang di kategori PPPK Guru Tahap I mengundurkan diri. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi instansi yang paling banyak ditinggalkan di kategori ini, yakni tujuh orang.
BKN mengungkapkan, alasan mundur ratusan CPNS dan PPPK ini mulai dari gaji yang diterima kecil hingga penempatan kerja tak sesuai ekspetasi.
(Bie)