Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Irma Chaniago Chaniago, mengkritisi penjelasan Badan Gizi Nasional (BGN) yang menepis dugaan adanya 5.000 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program Makan Bergizi Gratis (MBG) fiktif.
Ia menduga adanya monopoli dapur SPPG MBG meskipun tidak fiktif. “Betul, bukan fiktif, tetapi ada yang monopoli kuota SPPG (dapur),” kata Irma Suryani dikutip, Ahad (21/9/2025).
Irma menyontohkan monopoli tersebut. Ada pihak yang sengaja mendaftar di semua wilayah agar dengan maksud sekadar menutup kuota. Padahal mereka cuma daftar untuk menutup kuota, tetapi lokasi dapurnya tidak ada pembangunan persiapan sama sekali.
Lebih jauh ia mengatakan, kuota SPPG bisa penuh, padahal baru ada dua pihak yang punya dapur MBG. Ia menyebut ada 28 kuota yang pada akhirnya diperjualbelikan.
“Contoh di satu kabupaten, kuota SPPG 30, yang daftar dan punya dapur baru 2, tetapi ketika orang lain mau daftar online, pendaftaran mereka mental, karena informasi yang keluar tertulis kuota sudah penuh, padahal yang beroperasi baru 2. Artinya, yang 28 daftar cuma untuk menutup kuota dan disinyalir untuk diperjualbelikan,” ungkapnya.
Meski begitu, politisi Partai NasDem ini bersyukur pihak BGN langsung bertindak terkait fenomena tersebut. Ia menyebut BGN sudah menutup sekitar 5.000 kuota fiktif itu.
“Jadi sebenarnya bukan dapur fiktif, tapi kuota dapur fiktif. Alhamdulillah BGN sudah langsung merespons kasus tersebut dengan mendrop 5.000-an kuota fiktif tersebut,” ujar Irma.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) memberi tanggapan atas temuan 5.000 titik dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga fiktif.
Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang memberikan penjelasan terkait proses mekanisme pengajuan dapur MBG. Sebelum proses pengajuan itu diawali dengan membangun dapur terlebih dahulu, baru mendaftar sebagai mitra. Namun kini berubah jadi melakukan pendaftaran terlebih dahulu, baru membangun dapur MBG.
“Sebenarnya bukan fiktif, dulu kira-kira 3 bulan lalu, ketentuan BGN itu membangun dapur dulu, baru mendaftar. Saat itu saya belum masuk. Saya nggak tahu apa pertimbangannya sehingga diubah jadi mendaftar dulu baru, kalau disetujui, membangun dapur,” kata Nanik saat dihubungi, Jumat (19/9/2025).