Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR Fraksi PKS, Amin Ak, menyampaikan selamat kepada Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), atas penunjukannya hari ini sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru menggantikan Muhammad Lutfi yang telah menjabat sejak Desember 2020.
Amin menilai, posisi sebagai Mendag sebetulnya kurang sesuai dengan rekam jejak Zulhas. Penunjukannya sebagai Mendag lebih karena faktor akomodasi politik dari pada pertimbangan profesionalisme.
“Pemilihan menteri itu sepenuhnya hak prerogatif presiden. Kami sebagai mitra akan mendukung kebijakan yang baik dan berpihak pada rakyat. Sebaliknya kami akan mengkritisi kebijakan yang kami nilai tidak tepat,” ujar Amin Ak dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/6/2022).
Lebih lanjut Amin mengingatkan Mendag menghadapi sejumlah pekerjaan rumah yang krusial dan menyangkut hajat hidup rakyat banyak.
Pertama, krisis minyak goreng yang belum usai hingga saat ini. Harga minyak goreng curah sampai saat ini masih bertengger diangka Rp 18.100 per liter, jauh diatas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 yang ditetapkan pemerintah.
“Pemerintah juga belum melaksanakan audit terhadap produsen CPO dan minyak goreng sebagai dasar perijinan ekspor. Kami minta hasilnya juga diumumkan secara terbuka,” tegasnya.
Persoalan kedua, stabilisasi stok dan harga bahan kebutuhan pokok yang saat ini melambung tinggi. Pemerintah tidak punya strategi yang mampu mengatasi persoalan stok dan harga pangan.
“Pengendalian pasokan dan permintaan bahan kebutuhan menjadi persoalan kronis yang terus berulang setiap tahun. Di musim panen harga pangan anjlok dan petani menangis. Sebaliknya diluar musim panen, konsumen dan pelaku usaha mikro menjerit karena harga pangan dan bahan baku usaha melonjak tinggi,” paparnya.
“Semestinya, dengan kemajuan teknologi saat ini, dimana hasil pertanian bisa disimpan lebih lama, maka stabilitas stok bisa lebih terjaga. Ini memang bukan semata menjadi tupoksi Mendag,” sambungnya.
Persoalan Ketiga, sistem distribusi dan tataniaga barang kebutuhan pokok yang sering kali di luar kendali pemerintah. Peran mafia pangan ataupun oligarki terasa makin kuat, seperti halnya pada kasus minyak goreng.
“Saya berharap mendag yang baru bisa berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang ada,” pungkasnya.
Rekam Jejak Zulhas:
Zulkifli Hasan sebelumnya menjabat sebagai Wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Ketua MPR pada masa periode pertama kepresidenan Jokowi, Oktober 2014 sampai Oktober 2019. Ia juga pernah menduduki posisi Menteri Kementerian Kehutanan Republik Indonesia pada 2009 sampai 2014.
Sebelum berkecimpung di dunia politik, dia sempat menjabat sebagai komisaris utama PT. Panamas Mitra Inti Lestari pada 2004 sampai 2006. Zulhas mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR RI pada 2004. Ia terpilih dari wilayah pemilihan Lampung. Kemudian, Zulhas menjabat sebagai ketua umum di partai berlambang matahari itu.
Zulhas kini sudah berusia 59 tahun. Ia lahir di Lampung, 31 Agustus 1962. Dilansir dari laman Dpr.go.id, Zulhas merupakan lulusan SMAN 53 Jakarta angkatan 1979 dan sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana lulusan 2001. Dia menyelesaikan studi magister manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen PPM pada 2003.
Ia sempat aktif di berbagai organisasi seperti departemen logistik DPP PAN, Lembaga Buruh Tani dan Nelayan DPW Muhammadiyah DKI, dan Komite Tetap Pemberdayaan KADINDA DPP Kadin Indonesia. Zulhas juga merupakan besan dari Amien Rais.
Putrinya, Futri Zulya Savitri, menikah dengan putra Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais pada 2019. Anaknya yang lain, Zita Anjani, kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
(Bie)