PANGKALPINANG, Jurnalbabel.com – Ledakan aktivitas tambang milik PT Tanjung Bukit Nunggal (TBN) pada Kamis (31/07), di siang hari, mengakibatkan kerusakan pada sejumlah rumah warga Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalanbaru, serta bangunan di Rumah Retret Puri Sadhana.
Ledakan dengan bahan peledak 1 ton ini merupakan bagian dari kegiatan pemotongan lapisan atas Bukit Tunggal yang dianggap mengganggu lintasan jalur penerbangan. Namun, getaran dari ledakan tersebut berdampak luas sehingga mengakibatkan kerusakan pada bangunan di sekitar lokasi.
Kerusakan di Puri Sadhana meliputi rumah lama peninggalan para misionaris SSCC, rumah penginapan 18 kamar yang dibangun tahun 2018, bangunan dua lantai berpondasi cakar ayam dengan cor readymix berisi 12 kamar, aula pertemuan, serta rumah biara para suster pengelola retret. Retakan terlihat pada dinding, kolom, dan tiang di beberapa bagian bangunan.
Pastor penanggung jawab Puri Sadhana, RD. Titus Budiyanto, menyebut bahwa dampak ledakan kali ini merupakan yang paling dahsyat dalam 10 tahun terakhir.
“Pengeboman kali ini merusak hampir seluruh bangunan. Saya yakin pihak penambang akan memberikan kompensasi, namun ibarat gelas retak, bangunan tidak akan kembali seperti semula meski diplester. Saya berharap penambangan dilakukan secara profesional agar tidak merugikan masyarakat kecil di sekitar lokasi,” ujarnya kepada Jurnalbabel.com.

PT. TBN melakukan survey lokasi ke Puri Sadhana untuk pengecekan bangunan yang rusak
Selain Puri Sadhana, ratusan rumah warga Desa Air Mesu Timur juga terdampak dengan kerusakan ringan seperti retakan pada dinding, pecahnya kaca jendela, dan kerusakan kecil lainnya.
Pada Sabtu (02/08), pihak PT TBN mulai melakukan survei ke lokasi terdampak, termasuk Puri Sadhana dan rumah warga. Perusahaan menyatakan akan memberikan kompensasi dan melakukan perbaikan bangunan yang rusak.
Diharapkan pemerintah daerah turut mengawal proses penyelesaian kerusakan ini agar hak-hak warga dan pihak pengelola Puri Sadhana dapat terpenuhi, sekaligus memastikan aktivitas tambang tidak kembali menimbulkan kerugian serupa di masa mendatang.
Penulis : Veronika Suci