Jakarta, JurnalBabel.com – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu, memberikan pidato kebangsaan dalam memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober.
Dalam pidatonya, Syaikhu mewaspadai akan timbulnya krisis pangan yang bisa menimbulkan kekacauan sosial ditengah masyarakat.
“Hari ini kita memperingati Hari Pangan Sedunia. Ini merupakan tonggak perjuangan dunia untuk menghadirkan pangan yang seimbang bagi kebutuhan dunia. Namun 2022 ini menjadi alarm bagi dunia dan Indonesia akan sinyal kuat kemungkinan terjadinya krisis pangan,” kata Syaikhu dalam pidatonya, Ahad (16/10/2022).
Syaikhu menyoroti index pangan Indonesia yang menempati urutan rendah dibanding negara-negara lain, Indonesia berasa dalam 10 peringkat terbawah dalam indeks pangan yang dirilis Food Sustainability Index.
“Kabar buruk terdengar dari sektor pangan nasional. Indeks pangan nasional kita masih kalah dengan Ethiopia. Menurut FSI (Food Sustainability Index) Indonesia berada diurutan 60 dari 67 negara dalam hal keberlanjutan pangan. FSI menyebutkan bahwa kemampuan Indonesia menjaga indeks keamanan pangan juga rendah dengan skor 62 terendah di bawah Ghana 57,” tutur Syaikhu.
“Data ini mengejutkan dan menunjukkan bahwa pembangunan sektor pertanian dan pangan belum berhasil, padahal di era pandemi ini petani memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi nasional,” sambungnya.
Ia kemudian mengajak seluruh komponen bangsa untuk kembali memprioritaskan pangan lokal sebagai pangan masa depan bangsa, hal itu menurut Syaikhu bisa diwujudkan dengan membangun Lumbung Pangan Nasional.
“Pada momentum yang baik ini, saya ingin mengajak kepada kita semua, Pemerintah dan pemerintah daerah untuk fokus kembali kepada pangan lokal. Pangan lokal adalah Pangan Masa Depan Bangsa,” kata dia.
Syaikhu menyebut Indonesia kaya dengan berbagai sumber makanan yang bisa mengantisipasi krisis di masa mendatang.
“Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman. Pangan tersebut tersebar dari Sabang sampai merauke, cukup untuk mengantisipasi krisis pangan yang ada di depan mata,” ucap Syaikhu.
Lebih jauh, Syaikhu menuturkan keberpihakan kepada pangan lokal dan mengurangi pangan impor menjadi jalan ketersedian pangan nasional dan bentuk keberpihakan kepada rakyat, ia juga menyebutoment hari Pangan menjadi saat yang tepat untuk memberdayakan pangan lokal.
“Keberdayaan pangan Lokal menjadi langkah untuk lahirnya ketersedian, keberlanjutan dan konsistensi keberpihakan akan terpenuhinya pangan bagi rakyat. Pangan dari impor terbukti semakin melemahkan kedaulatan pangan kita, produksi pangan lokal akan mengurangi ketergantungan kepada impor dan bahkan sudah saatnya kita merdeka dari pangan impor,” tutur Syaikhu.
“Hari pangan merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan lahirnya Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan menjadikan Pangan Lokal sebagai Pangan masa Depan Indonesia,” pungkasnya. (Bie)