Jakarta, JurnalBabel.com – Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, menilai Hari Raya Idul Fitri kali ini merupakan momentum untuk semua pihak agar bersatu kembali usai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Menurutnya, momen lebaran tahun ini terasa cukup istimewa karena dilaksanakan usai Pemilu 2024.
“Bulan Ramadhan kali ini terasa istimewa karena kita harus bersyukur pelaksanaan pemilu presiden dan pemilu legislatif sebagai salah satu pesta demokrasi tersebar dunia berhasil kita laksanakan,” kata Ashabul dalam keterangannya, Rabu (10/4/2024).
Apalagi, politisi PAN ini berpendapat momen lebaran tahun ini juga istimewa karena bisa dirayakan bersama-sama secara serentak, baik antara Muhammadiyah dan Pemerintah.
Ashabul menuturkan Kementerian Agama (Kemenag) telah menunjukkan perannya sebagai lokomotif toleransi dengan memastikan perbedaan tidak menjadi perpecahan, sehingga upaya tersebut patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi seluruh pihak.
“Sebagai insan yang beriman kita semua harus mensyukuri hal itu, caranya mari satu padukan lagi pikiran kita hanya untuk Indonesia tercinta,” ujarnya.
Untuk itu, ia berharap seluruh pihak bisa menghindari rasa saling curiga, saling menyalahkan, serta berkata kotor, agar semua bisa saling merangkul sebagai sesama saudara sebangsa.
“Karena sesungguhnya musuh kita jelas adalah kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan dalam bidang teknologi. Bukan karena perbedaan paham dan cara pandang,” tegasnya.
Sebelumnya, Kemenag menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah atau Idul Fitri 2024 Masehi jatuh pada Rabu (10/4/2024) setelah diputuskan melalui sidang isbat yang digelar di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (9/4/2024).
“Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS, serta adanya laporan hilal yang terlihat, disepakati bahwa 1 Syawal tahun 1445 Hijriah jatuh pada Hari Rabu, 10 April 2024 Masehi,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers penetapan sidang Isbat.
Dengan penetapan ini maka dipastikan 1 Syawal 1445 Hijriah antara keputusan pemerintah, termasuk Nahdlatul Ulama, dengan Muhammadiyah jatuh pada hari yang sama. (Bie)